Wednesday, 13 May 2015

Bisnis Batu Akik Diyakini Bisa Turunkan Angka Perceraian dan Premanisme

Salmah Muslimah - detikNews

Bisnis Batu Akik Diyakini Bisa Turunkan Angka Perceraian dan Premanisme
Jayapura, - Demam batu akik masih mewabah karena dinilai memberi banyak keuntungan. Selain keuntungan materi, ternyata bisnis batu akik juga punya dampak sosial yakni menurunkan angka perceraian dan premanisme di daerah.

"Di Purbalingga itu angka gugat cerai perempuan turun 20 persen karena suaminya sudah bekerja (bisnis batu). Di Jambi dan Sumatera Selatan sampai Sumatera Barat angka premanisme turun drastis karena mereka sudah kerja batu‎," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Jayapura, Selasa (12/5/2015).

Menurut Khofifah, batu akik punya daya tarik luar biasa yang bisa dimanfaatkan banyak orang dari segi ekonomi atau pun sosial. "Saya melihat ini menjadi nilai yang luar biasa," ucapnya.

Khusus untuk manfaat sosial, batu akik disebut bisa membuat kesenjangan antara lapisan masyarakat hilang. Batu menjadi jembatan komunikasi yang bisa membuka sekat-sekat batasan yang ada.

"Saya mengamati itu di Kementerian Sosial itu kesenjangan sosial betul-betul hilang, dari eselon 1 sampai tukang sapu kalau cerita batu itu menyatu. Itu luar biasa menurut saya," ucapnya.
Khofifah sendiri mengaku tidak asing dengan urusan batu. Sebab Almarhum suaminya juga pecinta batu. Kecintaan suaminya terhadap batu itu juga menular kepadanya.

"Gambar yang ada di batu itu‎ lukisan Tuhan yang paling indah," katanya.
Di Papua, ‎batu yang paling diburu adalah batu Cyclop dan Pancawarna Raja Ampat. Banyak penjual dan pembeli akik dari luar daerah datang untuk mencari batu tersebut.

Untuk batuan khas Papua, Cyclop. Harga yang ditawarkan cukup menarik. Satu potong kecil batuan Cyclop mentah dijual kisaran Rp 200.000 sampai Rp 300.000. Cyclop adalah batu dari pegunungan di Papua. Batu itu bertebaran di sungai.


(slm/fdn)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Bisnis Batu Akik Diyakini Bisa Turunkan Angka Perceraian dan Premanisme

0 comments:

Post a Comment