Wednesday, 13 May 2015

Mitos Batu Jahanam yang Coba Dilegendakan dari Lorong Batu Ambon

Khairul Ikhwan Damanik - detikNews

Mitos Batu Jahanam yang Coba Dilegendakan dari Lorong Batu Ambon
Ambon - Keranjingan batu akik semakin menghebat di Ambon, Maluku. Sepotong Jalan Sam Ratulangi, yang biasanya kosong dan sepi, kini macet setelah ratusan pedagang batu menjajakan dagangan di sini.

Tempat ini mulai ramai sejak sejak sembilan bulan terakhir. Para pedagang itu meletakkan meja dagangannya, atau sekadar menggelar lapak, di sisi kiri dan kanan jalan.

Saban hari ratusan pembeli berdatangan ke kaki lima yang berada di Kelurahan Honipopu, Kecamatan Sirimau ini. Semua kebutuhan batu akik ada dan lengkap. Mulai dari bongkahan batu, mesin pemotong, hingga proses membentuk batu cincin.

Pagi hari, penjual batu menjejerkan wadah-wadah plastik di lapaknya. Menyusun batu-batu dagangan secara acak, lantas menyiramkan air supaya bebatuan warna-warni itu nampak segar.

Sebagian besar warga di Ambon biasa menyebut jalan dengan sebutan lorong. Maka sepotong ruas jalan tempat berjualan batu itu disebut dengan nama Lorong Batu. Sebagian lagi malah menyebutnya dengan nama Lorong Batu Jahanam. Nama ini bersumber dari batu warna hitam disebut Hajar (Batu) Jahanam. Nama Hajar Jahanam itu sendiri bersumber dari nama obat kuat untuk pria dewasa, Hajar Jahanam.

Jadi, mitos yang coba dibangun, batu jahanam itu bisa menambah vitalitas pria dan wanita. Caranya, rendam batu hitam itu dalam air dan kemudian airnya diminum. Mitos lainnya, persentuhan batu itu dengan kulit penggunanya secara berketerusan, akan berkhasiat secara seksual dan juga fungsi kesehatan lain.

"Sudah banyak yang membeli, terbukti bagus. Bisa juga untuk menyembuhkan maag," kata seorang pedagang.

 Kebanyakan pedagang di pasar itu selalu menyediakan batu jahanam. Batu yang berasal dari Loloda, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara ini warnanya hitam pekat. Saat disinari dengan senter, cahaya tidak tembus.

Sekeping batu yang bisa dibuat menjadi tiga batu cincin, ditawarkan dengan harga Rp 50 ribu. Ada juga yang menawarkan Rp 100 ribu.

Tapi pembeli batu ini tak selalu banyak Mitos soal vitalitas itu tak bisa dipercaya begitu saja.

"Ya tidak mungkin. Kalau masih muda, terus minum air rendaman batu hitam itu, ya pasti manjur. Karena orangnya masih muda, kalau sudah tua tidak bisa," kata Putiray, salah seorang warga, Rabu (13/5/2015).

Tak hanya batu jahanam, batu-batu lain juga. Seperti bacan doko dan bacan palamea juga disediakan di sana. Ada yang kecil-kecil dan dijual Rp 10 ribu, ada juga yang dijual sekeping Rp 1 juta, bahkan lebih.

Tidak ada standard harga. Jika suka, silahkan beli. Tak mau, cari ke tempat sebelah. Syukur, syukur lebih murah. Toh, harga batu memang tidak ada Harga Eceran Tertinggi (HET)-nya.


(rul/try)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Mitos Batu Jahanam yang Coba Dilegendakan dari Lorong Batu Ambon

0 comments:

Post a Comment