LINTAS NASIONAL - MALANG, Cukup sulit untuk menuju tempat tinggal Anita Anggraini (29), penemu batu sapta warna sebesar bayi di Malang, Jawa Timur. Perjalanan dari Kota Malang menuju ke timur arah Kecamatan Poncokusumo, yang juga searah menuju Gunung Bromo.
Lokasi Dusun Pabrikan, Desa Jambesari, Kecamatan Poncokusumo dekat dengan kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Jalan untuk menuju lokasi sudah beraspal, tetapi beberapa mengelupas.
Saat memasuki Dusun Pabrikan, Merdeka.com sempat menanyakan tentang kabar penemuan batu akik sapta warna kepada seorang penjual kelontong di pertigaan.
“Ya ini Pabrikan, tapi saya tidak mendengar kabar itu mas. Tidak ada itu,” kata seorang perempuan di depan sebuah Sekolah Dasar.
Lewat seseorang akhirnya diberitahu tentang rumah Nita atau Anita yang berseberangan dengan musala. Nita yang diketahui sebagai petani cabai memang dikabarkan menemukan batu tersebut.
Puteri pasangan Sumardi dan Sujarah itu pun menyampaikan kebenaran tersebut dan menunjukkan lokasi dapur, tempat ditemukan batu tersebut. Para penduduk sekitar berdatangan seolah ingin tahu tentang kabar penemuan batu tersebut.
Dapur yang masih berlantai tanah itu, dilengkapi dengan tungku api tempat memasak. Pada belakang tungku terdapat gentong dari tanah, dan di situlah batu tersebut tertanam. Berdasar cerita Nita, batu itu ditemukan setelah para tukang mencangkulnya. Saat diambil kondisi batu berlumut dan terbungkus tanah.
Santoso, yang tinggal tepat di samping rumah Nita, mengaku tidak tahu sebelumnya tentang kabar tersebut. Dirinya hanya dengar-dengar cerita saja, tetapi tidak tahu maksudnya.
“Sekitar dua hari lalu dengar-dengar tapi tidak paham kalau tentang batu ini,” katanya.
Kata Santoso, Nita sehari-hari sebagai petani, sudah memiliki dua anak. Setahu Sunoto, Nita tidak pernah bicara tentang akik atau sesuatu yang berhubungan dengan batu.
Hal serupa juga disampaikan oleh Sunoto, tetangga yang juga masih kerabat Nita. Dia tidak tahu kalau ada penemuan tersebut. “Tidak tahu, kalau lihat barangnya baru sekarang. Kemarin hanya dengar-dengar saja,” katanya.
Nita sendiri mengaku diam saja saat menemukan barang tersebut. Dia mengaku tertarik karena bentuknya, permukaannya yang mengkilap. Tidak lama kemudian, baru ditanyakan pada kenalannya Abi Derin, yang selama ini sering menggeluti dunia batu.
“Saya diam saja dulu, baru tanya pada mas Abi. Sementara biar di sini saja, kalau keamanan biar keluarga dan teman-teman yang ikut menjaga,” kata Nita.
Nita mengaku pada 7 Mei menemukan batu yang kemudian disebut sebagai batu sapta warna. Batu tersebut sebesar bayi dengan berat 9,5 kilogram. (merdeka)
0 comments:
Post a Comment