Monday, 11 May 2015

Usaha Kerajinan Batu Akik Butuh Keuletan

http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/150423174413-639.jpg
 Pedagang bongkahan batu akik menunggu calon pembeli di Kampung Cibarengkok, Kecamatan Bantarkalong, Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (22/4).  (Antara/Adeng Bustomi)
REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Sejumlah pengrajin batu akik di Kupang, Nusa Tenggara Timur tampak begitu ulet dan tekun dalam memoles beraneka jenis batu yang kemudian melahirkan mata-mata cincin beragam corak yang menjadi penentu mahal tidaknya harga batu cincin tersebut.

"Usaha kerajinan batu akik ini butuh ketekunan dan keuletan agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Hasil maksimal itu dilihat hasil polesan tersebut," kata Anton Iskandar, salah seorang pengrajin sekaligus pedagang batu akik "Dua Star" kepada Antara di Kupang, Kamis.

Dalam sebulan, katanya, penghasilan yang mereka dapatkan dari kerajinan tangan memoles batu akik itu bisa mencapai Rp5 juta. "Untuk menghasilkan sebuah mata cincin yang bagus dan bernilai, membutuhkan waktu hingga dua sampai tiga hari," ujarnya.

Menurut dia, batu akik yang dijual harganya berkisar antara Rp 50.000 sampai Rp 2 juta sesuai jenis batu serta motif dan corak dari batu tersebut.

Beraneka jenis batu akik yang diolah dan dipoles tersebut, umumnya didatangkan dari Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), sehingga sering disebut "Akik Kefa atau Batu Kefa".

Menurut dia, batu cincin yang tengah diburu para "akikmania" adalah batu "Panca Warna" dari Kefamenanu bernilai antara Rp 2 juta sampai Rp 5 juta per biji.

Menurutnya saat ini NTT memiliki batu akik yang mempunyai nilai jual yang tinggi, seperti Ocean, Jasper, Opal, Agate, serta Pandan dan masih banyak batu akik lainnya.

"Kalau pemerintah memperhatikan pengolahan batu akik ini, saya rasa banyak anak-anak muda di NTT yang mendapatkan lapangan pekerjaan dengan cara mencari kemudian menjual bongkahannya ke toko pembuat batu akik," katanya.

Hal senada juga disampaikan oleh Faizal Zufri, pemilik toko "Istana Batu Akik" di Bilangan Pantai Kelapa Lima Kupang.

Menurutnya bisnis batu akik saat ini sangat menjanjikan, apalagi setelah saat Konferensi Asia Afrika (KAA) beberapa waktu lalu, pemerintah Indonesia memberikan kenang-kenangan berupa batu akik kepada para kepala negara. "Itu merupakan tanda bahwa batu akik mulai dikenal dunia, sehingga prospek ke depannya sangat menjanjikan," tambahnya.

Menurut dia, pemerintah daerah juga perlu mengelar pameran-pameran batu akik di Kupang sehingga semakin dikenal dan diminati oleh masyarakat dan pecinta akik, karena potensi batu akik di NTT sangat luar biasa.


Redaktur : Yudha Manggala P Putra
Sumber : Antara

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Usaha Kerajinan Batu Akik Butuh Keuletan

0 comments:

Post a Comment