Feby Dwi Sutianto - detikNews
Jakarta - Virus batu sedang merebak di hampir seluruh kota besar di Indonesia. Di sudut-sudut kota, para pria dari anak-anak hingga dewasa berkumpul untuk melihat atau membeli batu akik berbagai jenis. Tak terkecuali di Ibukota Provinsi Papua Barat, Manokwari.
Beberapa ruas jalan di Manokwari kini 'ditumbuhi' oleh para pedagang batu. Kata pepatah, ada gula ada semut. Ada pedagang batu, ada juga pusat keramaian kecil yang tercipta. Para pria lokal dan pendatang terlihasi asik menawar hingga melihat berbagai jenis batu.
"Kalau di Papua yang paling diburu adalah batu Cyclop. Tapi ada juga yang bagus seperti pancawarna dari Raja Ampat," kata penjual batu bernama Angga di Manokwari, Papua Barat, Minggu (11/5/2015).
Untuk mencari penjual batu akik di Manokwari tidaklah sulit. Coba saja memakai jasa ojek berkeliling mencari penjual batu akik. Dijamin amat mudah menemukannya. Sesekali, juga ada pembeli batu dari luar kota yang datang secara khusus mencari batu akik.
Untuan batuan khas Papua, Cyclop. Harga yang ditawarkan cukup menarik. Satu potong kecil batuan Cyclop mentah dijual kisaran Rp 200.000 sampai Rp 300.000. Cyclop adalah batu dari pegunungan di Papua. Batu itu bertebaran di sungai.
"Kalau ini mahal. Dia satu kilo bisa Rp 5 juta. Saya ambil ini dari Jayapura," ujar pedagang batu di area pasar Manokwari.
Ada hal unik ketika kemarin Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan jaringan telekomunikasi di Manokwari. Di sekitar lokasi, ada ibu penjual batu akik yang menggelar lapak. Tak perlu dikomando, usai acara Jokowi maka lapak sang ibu langsung diserbu masyarakat, aparat keamanan hingga awak media.
Roy, salah satu awak media asal Jakarta, terlihat asik melihat satu per satu bongkahan batu. Memakai senter kecil, Roy melihat secara detail warna batu yang akan dipilih.
"Bu ,2 batu Rp 100.000 ya," tawar Roy.
Setelah proses tawar menawar, akhirnya sang penjual luluh kemudian bersedia melepas batu dagangannya.
"Boleh sudah. Yang satu itu adalah batu giok dari Maluku," ujarnya.
(feb/ndr)
Beberapa ruas jalan di Manokwari kini 'ditumbuhi' oleh para pedagang batu. Kata pepatah, ada gula ada semut. Ada pedagang batu, ada juga pusat keramaian kecil yang tercipta. Para pria lokal dan pendatang terlihasi asik menawar hingga melihat berbagai jenis batu.
"Kalau di Papua yang paling diburu adalah batu Cyclop. Tapi ada juga yang bagus seperti pancawarna dari Raja Ampat," kata penjual batu bernama Angga di Manokwari, Papua Barat, Minggu (11/5/2015).
Untuk mencari penjual batu akik di Manokwari tidaklah sulit. Coba saja memakai jasa ojek berkeliling mencari penjual batu akik. Dijamin amat mudah menemukannya. Sesekali, juga ada pembeli batu dari luar kota yang datang secara khusus mencari batu akik.
Untuan batuan khas Papua, Cyclop. Harga yang ditawarkan cukup menarik. Satu potong kecil batuan Cyclop mentah dijual kisaran Rp 200.000 sampai Rp 300.000. Cyclop adalah batu dari pegunungan di Papua. Batu itu bertebaran di sungai.
"Kalau ini mahal. Dia satu kilo bisa Rp 5 juta. Saya ambil ini dari Jayapura," ujar pedagang batu di area pasar Manokwari.
Ada hal unik ketika kemarin Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan jaringan telekomunikasi di Manokwari. Di sekitar lokasi, ada ibu penjual batu akik yang menggelar lapak. Tak perlu dikomando, usai acara Jokowi maka lapak sang ibu langsung diserbu masyarakat, aparat keamanan hingga awak media.
Roy, salah satu awak media asal Jakarta, terlihat asik melihat satu per satu bongkahan batu. Memakai senter kecil, Roy melihat secara detail warna batu yang akan dipilih.
"Bu ,2 batu Rp 100.000 ya," tawar Roy.
Setelah proses tawar menawar, akhirnya sang penjual luluh kemudian bersedia melepas batu dagangannya.
"Boleh sudah. Yang satu itu adalah batu giok dari Maluku," ujarnya.
(feb/ndr)
0 comments:
Post a Comment